Home » , , » Olimpiade Taqwa bagian 2

Olimpiade Taqwa bagian 2

Artikel berikut adalah lanjutan dari olimpiade taqwa bagian 1 ,  jika blum baca KLIK ini

Masih ingat hadits Nabi " celaka... Celaka... Celaka.... " ? Nah..
Apa yang harus kita lakukan, agar kita bisa bertemu dengan Ramadhan, agar Ramadhan benar-benar menjadi rahmat bagi kita?

PR kita yang pertama dituju hari ini adalah:

*(1) Yang Pertama*
Lakukan pemanasan.
Di beberapa ayat di dalam Al Qurānul karīm, Allāh Subhānahu wa Ta'āla menyatakan bahwa ibadah itu adalah perlombaan:
فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ
“Maka berlomba-lombalah dalam melakukan kebaikan.”
(QS Al Baqarah: 148).
Jika ibadah satuannya perlombaan, maka bagaimana dengan musim ibadah yang bernama Ramadhan? Bagaimana dengan sebuah bulan yang isinya adalah ibadah ? Dan berbagai macam varian ibadah ada di sana?
Maka tidak heran jika sebagian orang mengatakan bahwa Ramadhan itu ibarat olimpiadenya ahli taqwa, olimpiadenya orang-orang yang beriman kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, karena Allāh yang mengqiyaskan, Allāh yang menganalogikan.
Simple saja, apakah ada seorang atlit mengikuti olimpiade tanpa TC (training center), tanpa pemanasan, tanpa stretching, tanpa warming up, lalu dia mendapatkan medali emas ?
Tidak ada.
Misalnya cabang olah raga, dia akan dipertandingkan atau diperlombakan tanggal 16 atau 17 Juni, jadi dari hari ini kerjanya makan-tidur makan-tidur, lalu tanggal 16 Juni datang ke stadion untuk berlomba, juara?
Tidak ada ceritanya. Kalah…
Padahal kita tahu bersama, bahwa olimpiade itu hanya bisa diikuti oleh atlit-atlit papan atas dunia, jika misalnya besok kita datang ke komite olimpiade, daftar ikut tenis, kira-kira diterima tidak ?
Tidak diterima, karena ini hanya khusus pemain-pemain papan atas.
Sekarang kita tanya diri kita, Ramadhan ada di depan mata kita, kira-kira:
√ kita ahli tahajud papan atas bukan?
√ kita ahli Qurān papan atas bukan?
√ kita ahli puasa papan atas bukan?
√ kita ahli infak dan sedekah papan atas bukan?
Kalau bukan, lalu kita masuk Ramadhan begitu saja tanpa ada pemanasan?
Jangan bermimpi bisa mendapatkan medali taqwa dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Harus pemanasan. Dan hari-hari ini penentuannya, karena Ramadhan ibarat lari marathon, Ramadhan kita diminta berada di level atas bukan 1 atau 2 hari, tapi 30 hari, sebulan. Tidak mudah…
Dan grafik diminta naik dari hari pertama ke hari terakhir kita tidak boleh menurunkan tempo, bahkan harus naik, naik, naik, dan klimaksnya adalah 10 hari terakhir.
Itu berat, makanya kesebelasan sebelum memasuki piala dunia, mereka selalu ujicoba, fungsi ujicoba itu apa ?
Untuk memainkan grafik dan ritme, agar ketika masuk piala dunia mereka sudah main di level paling atas.
Begitu juga Allāh mengqiyaskan bahwa ibadah adalah perlombaan, lalu kita tidak ada persiapan sama sekali? Tidak ada pemanasan? Masuk begitu saja?
Atau kita qiyaskan ke tempat yang lain. Kita punya mobil canggih, x class, 3 bulan tidak pernah dipanasin. Apalagi dipakai, tiba-tiba hari ini starter dan injak gas. Kira-kira jalan tidak?
Tidak jalan.
Begitu juga, jika kita sudah lama tidak membaca Al Qurān, jangankan baca, mushafnya lupa ada di mana. Lalu 1 Ramadhan membacanya tiga juz?
Tidak mungkin bisa, harus ada pemanasan.
Dan hari-hari ini, tidak bisa ditunda lagi, tinggal satu minggu waktu kita.
Jika dibandingkan dengan ulama sudah terlambat. Para ulama dari Sya’ban. Al Imam Al Mula-i, salah satu ulama besar, begitu masuk 1 Sya’ban libur, tokonya ditutup selama dua bulan. Buka lagi Syawwal.  Sibuk apa?
Sibuk pemanasan, masuk TC, baca Qurān, tingkatkan tempo qiamul lail, perbanyak puasa Sya’ban. Oleh karena itu, tidak heranpara ulama terdahulu setiap tiga hari khatam. ‘Utsman setiap satu hari khatam. 
Harus ada pemanasan, minimal kita dalam tujuh hari ini:
√ Yang sudah terbiasa dari awal Sya’ban menjaga puasa sunnah, pertahankan dan tingkatkan tempo.
√ Yang sudah terbiasa qiyamul lail atau membaca !Al Qurān, tambah lagi.
√ Yang belum pernah atau sudah postponed agak lama, maka mulai lagi, nanti malam bangun lagi.
Harus, dalam tujuh hari ini, minimal kita tidak kaget ketika tanggal 1 Ramadhan.
Tantangan Ramadhan itu besar, dan semakin kepuncak semakin besar tantangannya. Karena bukan hanya Allāh saja yang memberi promo, mall memberi promo, barang-barang banded memberi promo, semua memberikan promonya.
Pecah konsentrasi kita.
Belum lagi acara Ramadhan itu padat, belum lagi bukber (buka bersama), bukber angkatan 85, bukber angkatan 90, bukber angkatan 95, bukber angkatan 2000, bukber teman-teman SMP ketemu di Ramadhan, teman SMA di Ramadhan. Lalu kampus di Ramadhan, lalu teman-teman BEM di Ramadhan. Lalu teman-teman kantor Ramadhan lagi.
Jadi isinya bukber semua tuh. Ketemu sana, ketemu sini. Dan jika kita bertemu teman SMP kan tidak bisa 10 menit, akhirnya tarawih lewat, isya di rumah, dan terkadang banyak yang tidak shalat maghrib, na'udzubillāh.
Itu halus, hati-hati !!!!
Ramadhan berat, tidak semudah yang kita bayangkan, kita harus persiapan, kita harus pemanasan. Dan terbukti fenomena tahunan di mayoritas masjid malam demi malam, setiap melewati malam mengalami kemajuan terus, shafnya yang maju, maju dan maju.
Nanti anti klimaksnya shalat shubuh pas lebaran tinggal imam sama muadzin saja. Sedangkan yang lainnya sibuk mudik, ada yang fitting baju lebaran dan seterusnya.
Lupa, tidak konsentrasi.
Pemanasan ini penting, semua pasti harus pemanasan, tidak ada yang tidak pemanasan. Jika semangat ibadah 1 Ramadhan terlambat, harusnya anda semangat ibadah dari sekarang.
Tidak ada waktu lagi, tinggal tujuh hari lagi kita masuk Ramadhan.
Jika memang “MEET AND GREET” kita dengan Ramadhan berjalan sukses, kita harus pemanasan dari sekarang. Ini yang pertama. (lanjut ke bag.3)

Demikian materi menyambut Ramadhan yang disampaikan oleh ust Nuzul Dzikri pada Group BIAS ( bimbinganislam.com ). Bagi yang tidak sempat (baca: suka) baca bisa lihat video di : https://youtu.be/yvJZJnlckCQ
semoga bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Text Widget

Sample Text

Featured Post

MARi berSATU

Sebagai pengawal posting pasca ganti nama, saya ingin menyampaikan tentang persatuan itu yang bagaimana. Alhamdulillah saya temukan artik...